Kompleksitas Perceraian Akibat Murtad: Analisis Peran Pengadilan Agama dalam Konteks Hukum Islam

Authors

  • Maulana Adi Saputra Universitas Slamet Riyadi Surakarta
  • Silvia Widyawati Universitas Slamet Riyadi Surakarta
  • Razi Ardiyanto Universitas Slamet Riyadi Surakarta
  • Novia Pitriana Universitas Slamet Riyadi Surakarta
  • Agil Gilang Ramadhan Universitas Slamet Riyadi Surakarta

DOI:

https://doi.org/10.47134/lawstudies.v2i2.2239

Keywords:

Apostasy, Divorce, Islamic Law, Religious Courts

Abstract

Divorce on grounds of apostasy is a complex research topic within Islamic law. This study explores the legal provisions of apostasy within the context of Islamic marriage law, with a focus on the role of the Religious Courts as dispute resolution institutions. The aim of this research is to investigate whether apostasy can constitute a valid basis for divorce according to the applicable law in the Religious Courts. The research method employed is a normative juridical approach to analyze the legal framework governing divorce cases involving apostasy. The research findings indicate that although apostasy can annul a marriage in religious terms, the Religious Courts do not always grant divorce without evidence of marital discord related to apostasy. This highlights the complexity of applying Islamic law in the context of divorce within the Religious Courts. Analysis of Article 116 (h) of the Compilation of Islamic Law regarding apostasy as a basis for divorce reveals that divorce is determined not only by religious conversion but also by the occurrence of marital discord resulting from apostasy. The implications of this discovery underscore the importance of a comprehensive understanding of Islamic law and contextual considerations in the process of resolving divorce disputes in the Religious Courts.

References

Aini, Wafa Qurota. (2023). Perceraian Pada Masa Pandemi Di Pengadilan Agama Kota Bandung Perspektif Maslahah Mursalah. Jurnal Riset Hukum Keluarga Islam. https://doi.org/10.29313/jrhki.vi.1993 DOI: https://doi.org/10.29313/jrhki.vi.1993

Aisyah, N. (2018). Peranan Hakim Pengadilan Agama dalam Penerapan Hukum Islam di Indonesia. Jurnal Al-Qadau: Peradilan Dan Hukum Keluarga Islam, 5(1), 73. https://doi.org/10.24252/al-qadau.v5i1.5665 DOI: https://doi.org/10.24252/al-qadau.v5i1.5665

Ajisaputri, Irnanda Lucky. (2021). Putusnya Perkawinan “Perceraian” Terhadap Seseorang disebabkan Tidak Saling Menghormati dan Menghargai Antar Pasangan Suami Isteri. Jurnal Indonesia Sosial Sains, 2(5), 780–791. https://doi.org/10.36418/jiss.v2i5.297 DOI: https://doi.org/10.36418/jiss.v2i5.297

Arifin, Indika. A. (2017). Reformasi Kekuasaan Mengadili Pengadilan Agama Berdasarkan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Peradilan Agama. Millah, 16(2), 341–362. https://doi.org/10.20885/millah.vol16.iss2.art9 DOI: https://doi.org/10.20885/millah.vol16.iss2.art9

Assagaf, J. (2014). Kontekstualisasi hukum murtad dalam perspektif sejarah sosial hadis. Ijtihad : Jurnal Wacana Hukum Islam Dan Kemanusiaan, 14(1), 21. https://doi.org/10.18326/ijtihad.v14i1.21-39 DOI: https://doi.org/10.18326/ijtihad.v14i1.21-39

Ausie, R. K., & Mansoer, W. W. D. (2020). “Mengapa Tuhan mengambil mereka?” Pengalaman duka dan pemaknaan anak yang kehilangan kedua orang tua secara berurutan. Jurnal Psikologi Ulayat. https://doi.org/10.24854/jpu137 DOI: https://doi.org/10.24854/jpu137

Bahry, N. (2022). Menyelisik Hukum Pernikahan Beda Agama Dalam Al-Quran. Comparativa: Jurnal Ilmiah Perbandingan Mazhab Dan Hukum, 2(2), 171–186. https://doi.org/10.24239/comparativa.v2i2.34 DOI: https://doi.org/10.24239/comparativa.v2i2.34

Bakhtiar, Y. (2021). Penelantaran Rumah Tangga Sebagai Bentuk Kekerasan Dalam Rumah Tangga Yang Menjadi Alasan Perceraian Di Masa Pandemi Covid-19 (Studi Kasus Pengadilan Agama Siak). LEGITIMASI: Jurnal Hukum Pidana Dan Politik Hukum, 9(2), 281. https://doi.org/10.22373/legitimasi.v9i2.8516 DOI: https://doi.org/10.22373/legitimasi.v9i2.8516

Basalama, N. (2013). Tidak Dapat Menjalankan Kewajiban Hubungan “Intim” Suami Istri Menyebabkan Perceraian Menurut Hukum Islam. Lex Et Societatis, 1(1). https://doi.org/10.35796/les.v1i1.1311 DOI: https://doi.org/10.35796/les.v1i1.1311

Damayanti, M.-, & Haniyah, S.-. (2021). Peran Hakim Terkait Hak Ex-Officio Dalam Kasus Perceraian Karena Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) Di Pengadilan Negeri Dan Pengadilan Agama Purwokerto. Al-Ahkam Jurnal Ilmu Syari’ah Dan Hukum, 5(2). https://doi.org/10.22515/alahkam.v5i2.2771 DOI: https://doi.org/10.22515/alahkam.v5i2.2771

Dewi, A. P., Sawaya, N., Nasution, N. A., Negeri, U. I., & Utara, S. (2024). Hak Asuh dalam Perceraian Menurut Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif. Jurnal Pendidikan Tambusai, 8, 4468–4475.

Efendi, J., & Ibrahim, J. (2016). Metode Penelitian Hukum Normatif dan Empris.

Fatakh, A., & Wasman, W. (2021). Prespektif Hakim Terhadap Regulasi Hukum Dan Profesionalisme, Mekanisme Dan Bias Pengambilan Keputusan Hakim Dalam Penanganan Kasus Permohonan Suami Ijin Poligami Pada Pengadilan Agama Sumber Di Kabupaten Cirebon. Inklusif (Jurnal Pengkajian Penelitian Ekonomi Dan Hukum Islam), 6(2), 122. https://doi.org/10.24235/inklusif.v6i2.9742 DOI: https://doi.org/10.24235/inklusif.v6i2.9742

Fathanah, R., & Sulistyarini, R. (2020). Tanggung Jawab Anak dalam Memelihara Orang Tua Terkait Ketentuan Pasal 46 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan. Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan, 5(2), 226. https://doi.org/10.17977/um019v5i2p226-232

Fawzi, R. (2018). Hak Hadhanah Dalam Perceraian Karena Pindah Agama Perspektif Hukum Islam. Tahkim (Jurnal Peradaban Dan Hukum Islam), 1(2). https://doi.org/10.29313/tahkim.v1i2.4106 DOI: https://doi.org/10.29313/tahkim.v1i2.4106

Febrian, I. S., & Tanawijaya, H. (2019). Tinjauan Hukum Perjanjian Yang Telah Daluwarsa Terhadap Utang-Piutang Yang Dilakukan Di Bawah Tangan Berdasarkan Hukum Positf Di Indonesia (Contoh Kasus Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor 538/Pdt.G/2014/PN.JKT.PST). Jurnal Hukum Adigama, 1(2), 646. https://doi.org/10.24912/adigama.v1i2.2878 DOI: https://doi.org/10.24912/adigama.v1i2.2878

Guntara, Y. (2019). Aktivitas Mediasi Dalam Menanggulangi Kasus Perceraian Di Pengadilan Agama Bandung. Mutawasith: Jurnal Hukum Islam, 2(1), 107–129. https://doi.org/10.47971/mjhi.v2i1.149 DOI: https://doi.org/10.47971/mjhi.v2i1.149

Hermansyah, A. (2016). Hak Anak Yang Mengikuti Orang Tua Yang Sedang Menjalani Pemidanaan Pada Lembaga Pembinaan Khusus Anak (Lpka) Di Lhoknga. Jurnal Hukum Dan Keadilan “MEDIASI,” 6(16). https://doi.org/10.37598/jm.v6i16.478 DOI: https://doi.org/10.37598/jm.v6i16.478

Jalil, A. (2018). Pernikahan Beda Agama dalam Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif di Indonesia. Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan Dan Keagamaan, 6(2), 46–69. https://doi.org/10.36052/andragogi.v6i2.56 DOI: https://doi.org/10.36052/andragogi.v6i2.56

Jauhari, Nashrun, R. S. (2019). Memilih Calon Pasangan Suami-Istri Dalam Perkawinan Islam. Al-’`Adalah : Jurnal Syariah Dan Hukum Islam, 4(2), 105–120. https://doi.org/10.31538/adlh.v4i2.493 DOI: https://doi.org/10.31538/adlh.v4i2.493

Jelita, Putri et al. (2023). Penggunaan Saksi Anak Kandung dalam Perkara Perceraian di Pengadilan Agama Ditinjau Dari Pasal 145-146 Hir Dihubungkan Dengan Pasal 76 Undang-Undang Peradilan Agama dan Kompilasi Hukum Islam. COMSERVA : Jurnal Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat, 3(08), 3283–3296. https://doi.org/10.59141/comserva.v3i08.1117 DOI: https://doi.org/10.59141/comserva.v3i08.1117

Latifah, S., Adiwinata, A. H., & Nadirah, N. A. (2023). Penerimaan Diri Anak Terhadap Perceraian Orang Tua. Jurnal Kajian Gender Dan Anak, 7(1), 01–15. https://doi.org/10.24952/gender.v7i1.6824 DOI: https://doi.org/10.24952/gender.v7i1.6824

Maliki, A. R. (2019). Kesejahteraan Subjektif dan Kepuasan Perkawinan Pada Pasangan Yang Tidak Memiliki Anak Karena Infertilitas. Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi, 7(4). https://doi.org/10.30872/psikoborneo.v7i4.4834 DOI: https://doi.org/10.30872/psikoborneo.v7i4.4834

Marsal, A. (2018). Putusnya Perkawinan karena Kematian sebelum Terjadinya al-Dukhūl; Masa ‘Iddah dan Kaitannya dengan Kaedah Taqdīm al-Naŝála al-Qiyās. YUDISIA : Jurnal Pemikiran Hukum Dan Hukum Islam, 8(2), 199. https://doi.org/10.21043/yudisia.v8i2.3236 DOI: https://doi.org/10.21043/yudisia.v8i2.3236

Muhajarah, K. (2018). Akibat Hukum Perceraian Bagi Anak Dan Istri Yang Disebabkan Oleh Kekerasan Dalam Rumah Tangga: Studi Kasus di Pengadilan Tinggi Agama Semarang. Sawwa: Jurnal Studi Gender, 12(3), 337. https://doi.org/10.21580/sa.v12i3.2092 DOI: https://doi.org/10.21580/sa.v12i3.2092

Musrifah. (2023). Aspek Kelembagaan Terhadap Penyelesaian Perkara Perceraian Akibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Kdrt) Di Pengadilan Agama Arso. JURNAL SULTAN: Riset Hukum Tata Negara, 2(1), 47–53. https://doi.org/10.35905/sultanhtn.v2i1.5758 DOI: https://doi.org/10.35905/sultanhtn.v2i1.5758

Nastiti, R. A., & Sarono, A. (2023). Upaya Hukum Suami Istri Atas Perjanjian Perkawinan Yang Terlambat Dicatatkan. Notarius, 16(2), 823–838. https://doi.org/10.14710/nts.v16i2.41263 DOI: https://doi.org/10.14710/nts.v16i2.41263

Nasution, M. I. (2021). Disparitas Putusan Mahkamah Agung dan Pengadilan Agama dalam Penerapan Fasakh Terhadap Perceraian atas Dasar Murtad. El-Usrah, 4(2), 370–386. https://doi.org/10.22373/ujhk.v4i2.10015 DOI: https://doi.org/10.22373/ujhk.v4i2.10015

Nugraha, Fauzia Dwianti & Lina Jamilah. (2021). Isbath Nikah Perkawinan Sirri Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam. Jurnal Riset Ilmu Hukum, 1(2), 67–73. https://doi.org/10.29313/jrih.v1i2.443 DOI: https://doi.org/10.29313/jrih.v1i2.443

Pratama, G. F., & Suryono, A. (2023). Analisis Hak-Hak Anak Pasca Perceraian Orangtua Menurut Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Journal of Contemporary Law Studies, 1(1). https://doi.org/10.47134/lawstudies.v1i1.1946 DOI: https://doi.org/10.47134/lawstudies.v1i1.1946

Qomarudin, M. (2006). Murtad sebagai alasan perceraian: Studi komperatif Hukum Islam dan Hukum Positif di Indonesia. , Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).

Rahmat, Salma Aisha & Syawali, H. (2021). Akibat Hukum Perkawinan yang Salah Satu Pihak Berpindah Agama Pasca Perkawinan ditinjau dari Undang-undang No.16 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Undang-undang No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam. Jurnal Riset Ilmu Hukum, 1(2), 86–91. https://doi.org/10.29313/jrih.v1i2.446 DOI: https://doi.org/10.29313/jrih.v1i2.446

Rakib, A. (2021). Mukallaf Sebagai Subjek Hukum Dalam Fiqih Jinayah. HAKAM: Jurnal Kajian Hukum Islam Dan Hukum Ekonomi Islam, 5(2). https://doi.org/10.33650/jhi.v5i2.3585 DOI: https://doi.org/10.33650/jhi.v5i2.3585

Rofiq, M Khoirur, et al. (2022). Hak Beragama Anak Akibat Perceraian Karena Murtad dalam Hukum Keluarga Indonesia. Al-Mawarid Jurnal Syariah Dan Hukum (JSYH), 3(2), 81–92. https://doi.org/10.20885/mawarid.vol3.iss2.art2 DOI: https://doi.org/10.20885/mawarid.vol3.iss2.art2

Rofiq, Muhammad Khoirur. (2021). Pemberian Hak Asuh Anak Dalam Perceraian Karena Peralihan Agama (Murtad). Journal of Islamic Studies and Humanities, 6(2), 97–110. https://doi.org/10.21580/jish.v6i2.8171 DOI: https://doi.org/10.21580/jish.v6i2.8171

Sani, A. (2015). Pemidanaan Anak Menurut Hukum Islam Dan Hukum Pidana Indonesia. Jurnal Public Policy. https://doi.org/10.35308/jpp.v0i0.702 DOI: https://doi.org/10.35308/jpp.v0i0.702

Santoso, A., & Zeinudin, M. (2021). Rekontruksi Hukum Perkawinan Beda Agama Dalam Perspektif Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 20013 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan. Jurnal Jendela Hukum, 8(1), 39–49. https://doi.org/10.24929/fh.v8i1.1333 DOI: https://doi.org/10.24929/fh.v8i1.1333

Siregar, R. S. (2014). Status Perkawinan Yang Salah Satu Pasangan Murtad (Perspektif UU No. 1 Tahun 1974, KHI dan Fiqh). FITRAH:Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu Keislaman, 8(2), 169. https://doi.org/10.24952/fitrah.v8i2.346 DOI: https://doi.org/10.24952/fitrah.v8i2.346

Suhendry, S., Agustine, H. K., & Linda, L. (2022). Hak Asuh Anak Dari Istri Muslim Yang Bercerai Dan Menikah Lagi Dengan Suami Non Muslim Dalam Tinjauan Hukum Islam Dan Hukum Positif. El ’Aailah: Jurnal Kajian Hukum Keluarga, 1(1), 45. https://doi.org/10.59270/aailah.v1i1.69 DOI: https://doi.org/10.59270/aailah.v1i1.69

Syafrida, S., Tarigan, A. E., & Sinaga, H. (2022). Pembagian Harta Bersama (Gono Gini) Putusnya Perkawinan Karena Perceraian Pada Perkawinan Poligami. SALAM: Jurnal Sosial Dan Budaya Syar-I, 9(2), 605–618. https://doi.org/10.15408/sjsbs.v9i2.25717 DOI: https://doi.org/10.15408/sjsbs.v9i2.25717

Tunajah. (2020). Implementasi PERMA Nomor 01 Tahun 2016 Tentang Prosedur Mediasi Di Pengadilan dalam Menyelesaikan Sengketa Perceraian (Studi Kasus Di Pengadilan Agama Serang). Syaksia : Jurnal Hukum Perdata Islam, 19(2). https://doi.org/10.37035/syakhsia.v19i2.3316 DOI: https://doi.org/10.37035/syakhsia.v19i2.3316

Wulandari, S. R., Siahaan, F., & Khasanah, S. N. L. U. (2021). Kedudukan Hukum Perkawinan Beda Agama Dan Kewarganegaran Di Indonesia. Jurnal Hukum Pelita, 2(2), 1–13. https://doi.org/10.37366/jh.v2i2.894 DOI: https://doi.org/10.37366/jh.v2i2.894

Downloads

Published

2024-05-05

How to Cite

Saputra, M. A., Widyawati, S., Ardiyanto, R., Pitriana, N., & Ramadhan, A. G. (2024). Kompleksitas Perceraian Akibat Murtad: Analisis Peran Pengadilan Agama dalam Konteks Hukum Islam. Journal of Contemporary Law Studies, 1(3), 129–140. https://doi.org/10.47134/lawstudies.v2i2.2239

Issue

Section

Articles

Categories

Similar Articles

1 2 3 4 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.