Analisis Ketergantungan dalam Hubungan Tiongkok dengan Hong Kong, Taiwan dan Makau dalam Era Globalisasi

Yuniar Zahra Alfriani; Yulita Nilam Fridiyanti

doi:10.47134/ijlj.v2i3.3585

Authors

Yuniar Zahra Alfriani Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Wahid Hasyim
Yulita Nilam Fridiyanti Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Wahid Hasyim

DOI:

https://doi.org/10.47134/ijlj.v2i3.3585

Keywords:

Stabilitas, Kedaulatan Negara, Satu Negara-Dua Sistem, Identitas Nasional, Krisis Kepercayaan

Abstract

Hubungan antara Tiongkok, Taiwan, Makau, dan Hong Kong menjadi fokus internasional karena mencerminkan berbagai dinamika politik, ekonomi, dan sosial yang kompleks dalam isu internasional. Tiongkok mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan secara resmi Makau serta Hong Kong kembali ke kedaulatan Tiongkok di bawah otonomi khusus yaitu kebijakan “one country,two systems”. Dalam Politik Internasional ini sangat penting karena melibatkan batas kedaulatan negara dan identitas nasional, ini berdampak langsung pada stabilitas wilayah Asia Timur. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena memungkinkan analisis terhadap sejarah, konteks sosial-politik, ekonomi, dan karakteristik unik dari setiap wilayah. Menggunakan sumber yang diperoleh dari jurnal, buku, dan website, penelitian ini menemukan secara ekonomi Hong Kong, Taiwan, dan makau sangat bergantung pada Tiongkok. Namun secara Sosial menjadi tantangan besar bagi Tiongkok dalam menghadapi aspirasi identitas lokal dan krisis kepercayaan Hong Kong dan Taiwan terhadap pemerintah Tiongkok.

References

Aditya, R. (2009). PERLUASAN KERJASAMA CHINA DENGAN TAIWAN PADA 4 NOVE ! 1BER 2008 Dl TAIPEI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh PERLUASAN KERJASAMA CffiNA DENGAN TAIWAN PADA 4 NOVEMBER 2008 Dl TAIPEI.

Ahzani, W. F. (2021). UPAYA PEMERINTAHAN TSAI ING-WEN MELAWAN TEKANAN ONE-CHINA PRINCIPLE PADA ERA XI JINPING. Jurnal Syntax Transformation.

Alunaza, H. (2021). Perspektif Baru Politik Luar Negeri China dalam Konstelasi Politik Global: Resensi Buku. Indonesian Perspective, 6(1), 118–121. https://doi.org/10.14710/ip.v6i1.37516

Bame, H. (2020, juli 2). Pasar Hong Kong yang besar sekligus gerang masuk china daratan. Inakoran.

Dano, D. (2022). DALAM PERFEKTIF EKONOMI, MEMUNGKINKAN REUNIFIKASI CHINA-TAIWAN DILAKUKAN MELALUI JALAN DAMAI. Jurnal P4I.

Dian Pertiwi, A. F. (2021). IMPLIKASI ONE CHINA POLICY TERHADAP KEMERDEKAAN TAIWAN. Warta Governare: Jurnal Pemerintahan.

Gadis Diandono, I., & Purbantina, A. P. (2012). Diplomasi Diaspora Cina Terhadap Hubungan Bilateral Amerika Serikat-Cina (2017-2021). Intermestic: Journal of International Studiese, 6(2), 398–421. https://doi.org/10.24198/intermestic.v6n2.8

Glaser, F. &. (2024). Interpreting Xi Jinping "Two systems' Taiwan Plan".

Iqbal, M. (2024). Posisi Hongkong Dalam pembangunan Ekonomi Tiongkok. 1–21.

Kristoforus Bagas Romualdi, & Saefur Rochmat. (2023). Telaah Potensi Reunifikasi Tiongkok Terhadap Taiwan: Tinjauan Teori Attitudinal Factor. Review of International Relations, 5(1), 41–53. https://doi.org/10.24252/rir.v5i1.35279

Moleong, L. J. (2017). Metodologi Penelitian Kualitatif .

Rochmat, K. B. (2023). Telaah Potensi Reunifikasi Tiongkok Terhadap Taiwan: Tinjauan Teori Attitudinal Factor. Review of International Relations, 53.

Sanker, K., & Simpson, P. (2014). China : Policy Watershed. 2(1), 256–266.

Student of History. (2024). Taiwan, Hong Kpng, and, Makau.

Suharman, Y., & Pramono, S. (2021). Strategi Kebangkitan Ekonomi Tiongkok dan Pendekatan Long Cycle Transisi Kekuasaan Politik Dunia. Spektrum, 18(1), 1–20.

Syahbuddin. (2019). Eksistensi Kepentingan Global Amerika Serikat dalam Konflik Tiongkok-Taiwan. Jurnal Pendidikan Ips, 9(2), 70–81. https://doi.org/10.37630/jpi.v9i2.211

Talaohu, S. N. (n.d.). HAMBATAN TIONGKOK DALAM MEWUJUDKAN REUNIFIKASI DENGAN TAIWAN.

Zulkarnain, Z., & Sutriyani, N. (2021). Kepentingan ekonomi politik China dalam pembentukan AsianInfrastructure Investment Bank (AIIB) di kawasan Asia. Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia, 7(4), 684–689. http://dx.doi.org/10.29210/020211376