Gambaran Kekerasan Seksual dan Tingkat Depresi pada Salah Satu Perguruan Tinggi di Sulawesi Utara
DOI:
https://doi.org/10.47134/pjp.v2i2.3626Keywords:
Kekerasan Seksual, Tingkat Depresi, Perguruan TinggiAbstract
Kekerasan seksual banyak dilaporkan terjadi di lingkungan perguruan tinggi terlebih pada mahasiswa. Hal ini perlu menjadi perhatian bagi pihak perguruan tinggi karena dapat berdampak pada kondisi kesehatan mental korbannya, salah satunya adalah berdampak pada tingkat depresi. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk melihat tingkat depresi pada korban yang mengalami kekerasan seksual. Penelitian ini merupakan studi deskriptif kuantitatif dengan metode pengambilan data cross-sectional. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner kekerasan seksual berdasarkan Permendikbud Ristek Nomor 30 Tahun 2021 dan Beck Depression Inventory II (BDI-II) alat ukur yang dibuat oleh Dr. Aaron T. Beck (1976), dianalisis menggunakan uji univariat. Dari 96 responden yang pernah mengalami kekerasan seksual, tingkat depresi paling tinggi adalah depresi minimal/ tidak depresi yaitu 59,4%. Tingkat depresi berat berjumlah 9,4%. Bila dilihat dari bentuk-bentuk kekerasan seksual sebanyak 70 responden paling sering mengalami bentuk kekerasan seksual menerima ujaran yang menghina tampilan fisik seperti berat badan/ tinggi badan/ warna kulit. Simpulan penelitian ini ialah masih ada kekerasan seksual yang terjadi di lingkungan perguruan tinggi. Tingkat depresi minimal/ tidak depresi menunjukkan bahwa banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil ini, seperti bentuk kekerasan yang dialami, durasi trauma, dukungan sosial dan karakteristik dari individu itu sendiri bagaimana cara dia mengelola depresi tersebut.
References
Adinda, Y., Wulandari, & Saefudin, Y. (2023). Dampak psikologis dan sosial pada korban kekerasan seksual: Perspektif viktimologi. Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran, 7(1), 2655–2710.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. (2018). Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018. Kementerian Kesehatan RI.
Desi, D., Felita, A., & Kinasih, A. (2020). Gejala depresi pada remaja di sekolah menengah atas. Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan, 8(1), 30.
Kaplan, H. I., & Sadock, B. J. (2002). Sinopsis psikiatri: Ilmu pengetahuan perilaku psikiatri klinis (Edisi ke-7, Jilid 1). Jakarta: Binarupa Aksara.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPA). (2023). SIMFONI-PPA. Diakses pada 4 September 2024, dari https://kekerasan.kemenpppa.go.id/ringkasan
Komisi Nasional Perempuan. (2023). Catahu 2023: Catatan tahunan kekerasan terhadap perempuan tahun 2022 .
Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia. (2021). Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan Perguruan Tinggi .
Pertiwi, A., Hafidih, Y., & Hikmayani, N. H. (2014). Hubungan usia menarche dengan depresi pada remaja. Nexus Kedokteran Komunitas, 3(1), 111–120.
Sasfiranti, Y. (2021). Hubungan Antara Kebermaknaan Hidup dengan Depresi Pada Siswa SMA X dan MA Y di Kota Semarang. Fakultas Psikologi Universitas Islam Sultan Agung Semarang .
Susmiati, H. R., Andini, O. G., Grizelda, Agustinawati, Wahyuni, D., Badaruddin, et al. (2022). Laporan penelitian survey kekerasan seksual di Universitas Mulawarman. Fakultas Hukum Universitas Mulawarman.
World Health Organization. (2023). Depressive Disorder (depression). Retrieved from https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/obesity-and-overweight
Yosephine, S. A., & Wibawa, D. S. (2022). Gambaran subjective well-being pada perempuan yang mengalami involuntary childlessness dalam keluarga Batak. Jurnal Ilmiah Psikologi Manasa, 11(1), 86–104.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Misel Madelu, Jehosua S.V. Sinolungan, Lydia E. V. David

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.