Juridical Analysis of the Appointment of Acting Officials in the Simultaneous Regional Elections in 2024 and its Implications for the Principles of Democracy in Indonesia

Alilin Zalukhu; Janpatar Simamora; Hisar Siregar

doi:10.47134/ijlj.v2i3.3743

Authors

Alilin Lidwin Zalukhu University of HKBP Nommensen
Janpatar Simamora University of HKBP Nommensen
Hisar Siregar University of HKBP Nommensen

DOI:

https://doi.org/10.47134/ijlj.v2i3.3743

Keywords:

Simultaneous Regional Elections 2024, Acting Regional Head, Principles of Popular Sovereignty, Legitimacy of Acting

Abstract

This study analyzes juridically the appointment of Acting Regional Heads in regional head elections (Pilkada) held simultaneously in 2024 and its implications for the principles of democracy in Indonesia. In the context of simultaneous regional elections, the vacancy of the position of regional head caused by the term of office that ends before the implementation of the elections is filled by the Acting Regional Head based on the provisions of Article 201 paragraph (9), (10), and (11) of Law Number 10 of 2016 governing Regional Head Elections. Acting Heads are appointed from among officials with Middle high-leadership positions in the Governor, and Primary high-leadership in the Regent or Mayor. This research uses a normative juridical method with a doctrinal approach, namely analyzing relevant legislation, jurisprudence, and the views of legal experts. The analysis shows that the appointment of Acting Regional Head is a strategic policy needed to maintain the continuity of regional government. However, the appointment mechanism that is fully determined by the central government without community involvement has various implications for democratic principles, such as reduced public participation, reduced accountability of the process of filling positions, and the absence of direct accountability to the people. The implications of the results of the analysis and studies in this research can be input and consideration for policy makers to improve the legal framework governing the appointment of Acting heads, so as to strengthen democratic principles and maintain political and government stability at the provincial, district or city level.

References

Abustan, A. (2022). Implementasi demokrasi dan legitimasi penjabat kepala daerah di Indonesia. Indonesia Law Reform Journal, 2(3), 274-287.

Amini, A. (2023). Analisis pengangkatan penjabat kepala daerah akibat Pilkada serentak tahun 2024 ditinjau menurut prinsip demokrasi dan fiqh siyāsah (Disertasi doktoral, UIN Ar-Raniry Fakultas Syariah dan Hukum).

Anisa, I. S., & Fitriani, H. L. (2023). Tinjauan hukum terhadap mekanisme pengangkatan penjabat kepala daerah pengganti kepala daerah yang habis masa jabatan sebelum pemilihan umum serentak tahun 2024. Asas Law Journal, 1(1), 38-58.

Aprianto, A. (2024, 20 Oktober). Transparansi pemilihan penjabat kepala daerah. Tempo.co. Diakses pada 5 Desember dari https://www.tempo.co/kolom/transparansi-pemilihan-penjabat-kepala-daerah-156054.

Arifin, F., & Kurnia, F. R. (2019). Penjabat kepala daerah (Cetakan ke-1). Yogyakarta: Thafa Media.

Assyayuti, M. M. (2022). Urgensi penataan ulang mekanisme pengisian jabatan penjabat kepala daerah perspektif demokrasi konstitusional. Lex Renaissance, 7(2), 281-295.

Azwar, L. M., Asmara, M. G., & Purnomo, C. E. (2024). Democratic legal principles in the election of the governor of NTB, Indonesia. Indonesian Journal of Law and Economics Review, 19(1), 10-21070.

Benuf, K., & Azhar, M. (2020). Metodologi penelitian hukum sebagai instrumen mengurai permasalahan hukum kontemporer. Gema Keadilan, 7(1), 20-33.

Fajar, F. (2023). Politik hukum pengangkatan penjabat kepala daerah (Disertasi doktoral, UIN Ar-Raniry Banda Aceh).

Fahmi, K. (2012). Pemilihan umum dan kedaulatan rakyat (Cetakan ke-2). Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Harjudin, L., Tarifu, L., & Ridwan, H. (2022). Menggugat penunjukkan penjabat (Pj) kepala daerah tanpa pemilihan: Tergerusnya kedaulatan rakyat dan menguatnya dominasi pemerintah pusat. Journal Publicuho, 5(4), 1355–1366.

Irfani, H., & Alamanda, A. E. (2024). Prinsip keterbukaan dan akuntabilitas dalam pengangkatan penjabat (PJ) kepala daerah. Justitiable - Jurnal Hukum, 6(2), 165–181.

Kholik, S. (2018). Kebijakan Menteri Dalam Negeri tentang persyaratan pengangkatan penjabat gubernur dalam pemilihan kepala daerah. Problematika Hukum, 3(1), 65–78.

Maziyah, D. S., Kusumo, H. H., Mabrury, A. P., & Normasari, R. D. (2024). Implementation of good governance in the appointment of regional acting heads. Santhet (Jurnal Sejarah Pendidikan Dan Humaniora), 8(2), 1301-1309.

Mukhson, V. S. Z. (2024). Implementasi prinsip demokrasi dalam pengangkatan penjabat kepala daerah pada masa Pilkada serentak. Proceedings Series on Social Sciences & Humanities, 17, 450-453.

Pratama, A. A., Nur, I. T., & Erwinta, P. (2024). Problematika pengangkatan penjabat kepala daerah sebagai dampak penetapan Pilkada serentak tahun 2024. Jurnal Hukum Bisnis, 13(1), 1-13.

Republik Indonesia. (2016). Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 130. Jakarta: Sekretariat Negara.

Rifa’i, I. J. (2023). Ruang lingkup metode penelitian hukum. Metodologi Penelitian Hukum, 6.

Rudy. (2012). Hukum pemerintahan daerah: Perspektif konstitusionalisme Indonesia. Banten: Indepth Publishing.

Johanes, A. W. (2020). Pilkada: Mencari pemimpin daerah. Bandung: CV Cendekia Press.

Suaib, M. R. (2016). Pengantar kebijakan publik: Dari administrasi negara, kebijakan publik, pelayanan publik, good governance hingga implementasi kebijakan. Yogyakarta: Calpulis.

Ubaedillah, A. (2015). Pendidikan kewarganegaraan (Civic Education): Pancasila, demokrasi, dan pencegahan korupsi. Jakarta: Prenadamedia Group.

Usman, S. (2022). Polemik pengangkatan penjabat kepala daerah. Jurnal Sains Sosial dan Humaniora (JSSH), 2(1), 63–73.

Widjaja, H. A. W. (2005). Penyelenggaraan otonomi daerah di Indonesia dalam rangka sosialisasi UU No. 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Widad, Z. (2023). Parameter demokrasi dalam penunjukan penjabat kepala daerah. At-Tanwir Law Review, 3(1), 88-109.

Zahara, A., Signora, K. A., Siahaan, D. P., Fardani, S. N., Al Adawiyah, A., Tiara, S., & El Zuhra, F. (2023). Sistem demokrasi dalam pemilihan umum di Indonesia. Educandumedia: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Kependidikan, 2(1), 1-22.

Zubaedah, P. A., & Hafizi, R. (2022). Sentralisasi atau desentralisasi: Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia. Jurnal Cahaya Mandalika, 865-878.